Kamis, 01 Desember 2011

FENOMENA KOMPUTER DAN DAMPAK-DAMPAKNYA

FENOMENA PADA DUNIA MAYA DAN DAMPAK PADA MASYARAKAT
                Beberapa fakta membuktikan bahwa banyak penyalahgunaan terhadap teknologi dan banyak sekali dampak buruk yang di akibatkan dari dunia maya itu sendiri. Sesuatu hal yang mengakibatkan dampak buruk dari kemajuan teknologi adalah penyalahgunaan terhadap popularitas artis dan kepopuleran seseorang terhadap bisnis dan kemajuan di bidangnya. Banyak hal yang membuat uatu sensasi hanya untuk ke populeran semata dan untuk menjatuhkan seseorang. Berikut aFenomena Penghinaan Agama di Dunia Maya
 i love IslamAstagfirullah hal Adzim… saya hitung satu..dua…tiga…atau mungkin belasan bahkan puluhan ataupun ribuan situs yang menampilkan artikel-artikel, gambar-gambar yang menghujat, menghina agama. Marah memang..kesal apalagi..namun pada siapa mesti dilampiaskan, karena semua situs yang menampilkan hujatan, selalu bersifat “trtutup” bahkan menyembunyikan identitasnya. Disinilah kita  bisa menilai betapa pengecutnya mereka, tujuannya jelas untuk memprovokasi dan membenarkan ajaran-ajaran mereka dengan cara menghina agama lain.
Apakah kita perlu membalasnya dengan hujatan-hujatan pula, saya kira tidak pantas kita membalasnya dengan hujatan, karena Allah sendiri melarang kita untuk menghujat agama atapun keyakinan seseorang, Apabila kita terpancing dengan menghujat keyakinan, simbol atapun icon agama lain maka mereka tentu saja akan menghujat Tuhan kita, Rasul kita dengan hujatan yang lebih parah tanpa didasari ilmu, karena memang mereka tidak memiliki ilmu. Suatu kejelekan janganlan dibalas dengan kejelelekan.
Lalu bagaimana sikap kita, sebenarnya banyak hal yang bisa kita lakukan, mungkin yang paling enteng kita lakukan adalah jangan pernah membuka, membaca ataupun menyiarkan situs-situs mereka. Jangan memberikan komentar apapun pada situs mereka jika ilmu agama yang kita miliki hanya sebatas kulit saja, pertebal keyakinan, keilmuan hingga kita bisa mendapatkan keimanan yang bener-bener mantap.
Namun yang membuat saya heran adalah banyaknya Blog-blog yang secara tidak langsung mengajak kita membuka situs-situs haram tersebut, mungkin tujuannya benar untuk menggalang kekuatan agar situs itu diblokir, namun tanpa mereka sadari mereka telah membantu mengkampanyekan situs-situs haram tersebut. Mengapa saya bisa menyimpulkan seperti itu, karena mereka secara tidak langsung telah memberikan keyword/kata kunci bahkan link-link yang mengarah ke alamat situs  haram tersebut. artinya mereka telah mendukung perkembangan situs-situs haram tersebut.
Bila kita kita memiliki Blog, ataupun situs, minimal kita kita isi dengan hal-hal yang bermanfaat, sekecil apapun itu asalkan bermanfaat bagi diri dan orang lain tentu hal itu lebih baik dibanding bila kita memberikan postingan ataupun komentar-komentar yang berisi hujatan.
Balaslah hujatan mereka mereka dengan ilmu. Selingi Blog kita dengan postingan/artikel yang bisa lebih memantapkan keimanan, Jadi Dunia boleh terbuka sebebas-bebasnya, mata boleh terbuka, tapi hati kita tetaplah dikaitkan pada aturan Al Qur’an dan Al Hadist. Jadi kita mesti tau kapan kita harus diam, kapan kita harus melangkah, kapan kita harus bertahan dan kapan kita harus menyerang.


Ternyata 14 Abad yang Lalu, Fenomena “Facebook” Sudah Disinggung dalam Al-Qur’an


uatu ketika selepas Ashar di Masjid Al Hikam. di salah satu pojok masjid tersebut terdapat Ranid dengan dua orang temannya yakni Ahmad dan Ilmi yang terlihat sedang mendiskusikan sesuatu. Kali ini tema yang diangkat seputar masalah I’jazul Quran (Mukjizat Al Quran). diskusi yang berjalan cukup santai namun sarat akan ilmu.
Ahmad adalah seorang mahasiswa salah satu PTS di Jakarta dengan program studi Matematika. Seorang calon pengabdi masyarakat dengan ilmunya. Ahmad selalu berupaya mengaitkan Al-Qur’an dengan bidang studinya matematika. Ahmad sering berkutat dengan angka-angka dalam Al-Qur’an.
Ahmad pun memulai diskusi. “Subhanallah alquran itu bener-bener mukjizat. gw pernah baca di Internet bahwa ternyata kata Yaum (hari) di dalam alquran sebanyak 365 kata sama seperti jumlah hari dalam satu tahun, kata syahr (bulan) disebutin 12 kali sama kayak jumlah bulan dalam satu tahun, sab’u (minggu) disebutin 7 kali sama dengan jumlah hari per minggu. Belum lagi kata-kata yang berlawan kata. Misalnya ad dunya 115 kali, al akhiroh juga 115 kali. Malaikat 88 kali sedangkan asy syayathin 88 kali juga. Al hayat 145 kali begitupun dengan Al Maut yang juga 145 kali. Belum lagi angka 19 yang disebutin dalam alquran surat Al Mudatsir ayat 30. Sebetulnya masih banyak tapi mending antum liat di internet aja nafsi-nafsi, tinggal tanya mas google ketik key word nya keajaiban angka dalam alquran,” Celoteh Ahmad sekaligus mengakhiri presentasinya.
Tiba giliran Ranid memaparkan pengetahuannya seputar masalah mukjizat Quran. Ranid memang sangat menyenangi diskusi-diskusi tentang kajian Islam berhubung program studi Ranid adalah bahasa Arab yang ia geluti di salah satu Ma’had Lughoh di Jakarta. Maka ia akan memaparkan sepengetahuannya tentang I’jazul Quran dari sudut pandang bahasa.
Setelah mengucapkan basmalah seraya memuji Allah dengan hamdalah, serta sholawat kepada Nabi SAW. Ranid pun mulai berkata “Mumtaz! ustadz Ahmad mantep dah penjelasannya, giliran ane ya? Gini jadi mukjizat kalo diliat dari segi bahasa maka secara sederhana dapat diartikan sebagai ’senjata’ untuk melemahkan terhadap tantangan dakwah yang ada. Contoh di zaman nabi Musa AS berhubung waktu itu sihir sedang ngetrend-ngetrendnya maka Allah kasih mukjizat nabi Musa AS ‘menyerupai’ sihir, tapi bukan sihir, dengan tongkatnya yang terkenal. Bisa berubah jadi ular, ngebelah lautan, dsb. Trus di zaman nabi Isa AS berhubung waktu itu ilmu kedokteran lagi maju-majunya maka Allah kasih kepada nabi Isa AS mukjizat yang berhubungan dengan dunia pengobatan. Nah, di zaman Rasul SAW pada masa itu kaum jahiliyyah terkenal akan syairnya yang luar biasa Indahnya. Maka Allah pun memberikan kepada Nabi SAW berupa alquran sebuah mukjizat yang begitu sangat tinggi dan sarat akan nilai sastranya.”
Ranid masih melanjutkan pemaparannya “bahkan Allah nantangin mereka kaum kafir untuk buat satu surat saja yang semisal dengan alquran. Coba ente berdua buka Al-Baqoroh ayat 23‘dan jika kamu meragukan Al-Quran yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) maka buatlah satu surat semisalnya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang yang benar,’
dan dilanjutan ayatnya, bahwa Allah sudah kasih garansi, mereka pasti gak akan mampu ngebuatnya. Pernah ada kisah tentang Musailamah Al-Kadzdzab yang coba-coba buat alquran tandingan. Salah satu suratnya niru-niru al-fiil. dan surat gadungan itu ditertawakan banyak orang karena diliat dari sisi bahasa dan maknanya betul-betul jelek. dan satu hal lagi cuma alquran kitab suci yang bisa dihafal oleh jutaan manusia walaupun manusianya itu sendiri pun tidak mengetahui arti alquran. Bahkan uniknya juga, hafalannya tersebut lengkap sampai titik dan komanya. Subhanallah maha benar Allah dalam firmanNya ‘dan sungguh Kami mudahkan Al-Quran untuk peringatan’ Al-Qomar ayat 17,” Ranid pun mengakhiri makalah yang dibawakannya…
Selanjutnya giliran Ilmi yang mendapat giliran menjelaskan mukjizat quran berdasarkan studi yang ia geluti. Ilmi adalah seorang mahasiswa IT di salah satu PTS di Jakarta. Berbeda dengan kedua orang sahabatnya tadi, Ikhwan lajang ini tengah mengerjakan tugas akhir dalam perkuliahannya. Hal ini dikarenakan Ilmi terlebih dahulu kuliah selepas SMA daripada Ahmad dan Ranid yang sempat menunda jenjang akademisnya…
Lengkap dengan stelan kacamata khas para hacker di film Hollywood, Ilmi pun memulai pembicaraannya. “sebenernya ane belum mau mengatakan ini mukjizat atau gak? terus terang ane gak berani. Tapi salah satu point yang pernah ane dengar dalam seminar Qur’an bahwa kenapa Qur’an disebut mukjizat tak lain dan tak bukan adalah karena kebenarannya dalam ‘meramal’ masa depan. Betul gak Ran?” Ilmi bertanya pada Ranid. Ranid pun mengiyakan pernyataan Ilmi dengan mengaggukan kepala, seolah tak mau kehilangan pemaparan dari Ilmi sahabatnya….
Ilmi melanjutkan “surat al-lahab contohnya, di situ Allah memastikan bahwa Abu Lahab bakalan tetep kafir dan masuk neraka. dan ketika surat itu turun di Mekkah, Abu Lahab ternyata masih hidup. Sekarang coba antum bayangin kalo seandainya Abu Lahab itu tergerak hatinya untuk masuk Islam atau pun pura-pura masuk Islam maka Al-Quran akan dipertanyakan kebenarannya dari dulu sampai sekarang. Ataupun di surat Ar-Rum di situ dijelaskan bahwa Romawi bakalan menang melawan Persia. dan itu subhanallah terjadi beberpa tahun kemudian. Setelah pada peperangan yang sebelumnya Romawi kalah maka pada peperangan selanjutnya Romawi menang telak.
Dan satu lagi peristiwa fathul Mekkah di surat Al-Fath. Allah memastikan kaum Muslimin akan memasuki Mekkah setelah sekian lama hijrah ke Madinah. dan subhanallah hal itu terbukti.”
Fenomena Al-Fisbukiyyah (sebutan untuk para penggila FB) dalam Al-Qur’an……
“Ah itu mah dari aspek sejarah Mi, coba dari aspek IT sesuai sama studi ente?” Tanya Ranid seolah menantang Ilmi. “Weitss, tenang-tenang ane kan belum selesai jelasinnya, ana lanjut ya!” Jawab Ilmi. “Nah berhubung tadi ane bilang ana gak berani nyebut ini mukjizat atau nggak, maka ane akan bilang ini kehebatan Quran.” Ilmi masih melanjutkan, sementara kedua rekannya Ahmad dan Ranid masih terus diam dan menyimak kata per kata yang akan terlontar dari mulut Ilmi. “ente berdua tau gak, bahwa sejak 1400 tahun yang lalu alquran sudah menyinggung tentang Facebook dan kawan-kawannya?!” Ahmad yang calon tertegun diiringi dengan tertawa kecil seolah tak percaya statmen Ilmi. Lain lagi dengan Ranid yang masih berpikir dan mencari-cari bahwa apakah benar kata Facebook ada di dalam alquran. dengan mencoba mentashrif pola-pola fi’il.
Ilmi meneruskan kembali pemaparannya “Ahmad, coba kalian berdua buka surat Al-Ma’arij ayat 19-21“‘Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. dan apabila mendapat kebaikan dia jadi kikir.’
Ayat ini menjelaskan fenomena jama’ah “Al-Fisbukiyyah” secara umum. Coba ente-ente liat wirid-wirid mereka.
Kebanyakan isinya keluh kesah. Temanya udah mirip sinetron mendayu-dayu sampai bikin air mata keluar. Sakit dari mulai bisul, cantengan, jerawat, sampai ayan di update di status. Cuaca juga gak ketinggalan. dikasih hujan, ngeluh gak bisa kemana-mana. dikasih panas ngeluh kepanasan. Segala maksiat juga disebarin di muka umum. Masalah duit abis, rezeki seret terus dan terus di suguhkan. Ibadah juga ada beberapa yang dipublikasikan puasa, sedekah, tapi alhamdulillah ane belum menemukan ada orang yang lagi sholat update status ‘lagi roka’at dua nih’ naudzubillah kalo sampai ada!” canda Ilmi.
Ahmad dan Ranid pun tertawa dan mengaminkan ucapan Ilmi. “Terus di ayat setelahnya dikatakan ‘apabila dapat kebaikan maka ia kikir.’ Ane rasa betul ayat tersebut. Coba ente berdua hitung ada beberapa orang yang update status semisal alhamdulillah dapet rezeki, buat yang mau ditraktir harap tunggu di depan masjid. Kira-kira ada gak status kayak gitu. Giliran dapat rezeki yang melimpah pada pelit gak mau orang lain pada tau, tapi giliran ditimpa musibah di share kemana-mana.”
“Ah, lo iri aja kali jangan sok jaim deh?!” Kali ini Ahmad yang bertanya kepada Ilmi. Ilmi pun menjawab “ane rasa jaim itu perlu, dalam konteks JAIM, Jaga-Iman berkaitan dengan hal malu, ane tidak mengharamkan update status, akan tetapi alangkah baiknya update-nya itu yang baik-baik pokoknya temanya mengajak kebaikan dari quran, hadits, sahabat, ataupun salafush sholih. Inget akh dalam hadits riwayat Bukhori dikatakan Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu. Ulama bilang bahwa jika kita udah gak malu sama Allah dan tidak merasa diawasinya maka tunaikan saja hawa nafsumu dan lakukan apa yang kau inginkan.” Jawab Ilmi.
Ranid tak menyangka sahabatnya Ilmi dapat menarik dan mengaitkan surat Al-Ma’arij ayat 20-22 dengan fenomena Facebookers yang bergentayangan di dunia maya. Alhamdulillah bertambah satu lagi pengetahuan Ranid pada hari itu. Sungguh Ranid sejatinya sudah sering membaca atau bahkan menghafalkan surat ini. Namun dikarenakan kurang men-tadabbur-i ayat ini maka alangkah kagetnya ia mendengarkan penjelasan yang dipaparkan oleh sahabatnya Ilmi.

Fenomena Facebook telah di Jelaskan di Al’ Quran

OPINI | 10 November 2011 | 04:54 http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon01.jpg407 http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon02.jpg16 http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon03.jpg2 dari 2 Kompasianer menilai menarik

by Ari Triswahyono
Fenomena Al-Fisbukiyyah dalam Al-Qur’an
“Ah itu mah dari aspek sejarah Mi, coba dari aspek IT sesuai sama studi ente?” tanya Ranid seolah menantang Ilmi. “Weitss, tenang-tenang ane kan belum selesai jelasinnya, ana lanjut ya!” Jawab Ilmi. “Nah berhubung tadi ane bilang ana gak berani nyebut ini mukjizat atau nggak, maka ane akan bilang ini kehebatan Quran.”
1320874971539062174
Ilmi masih melanjutkan, sementara kedua rekannya Ahmad dan Ranid masih terus
diam dan menyimak kata perkata yang akan terlontar dari mulut Ilmi. “ente berdua tau gak, bahwa sejak 1400 tahun yang lalu alquran sudah menyinggung tentang Facebook dan kawan- kawannya?!” Ahmad sang Cagur (Calon Guru) tertegun diiringi dengan tertawa kecil seolah tak percaya statmen Ilmi.

Lain lagi dengan Ranid yang masih berpikir dan mencari-cari bahwa apakah benar kata Facebook ada di dalam alquran. Dengan mencoba mentashrif pola-pola fi’il.ilmi meneruskan kembali pemaparannya “Ahmad, coba ente berdua buka surat Al- ma’arij ayat 19-21 “‘Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila
dia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan dia jadi
kikir.’
Ayat ini menjelaskan fenomena jama’ah “Al-Fisbukiyyah” secara umum. Coba ente-ente liat wirid- wirid mereka. Kebanyakan isinya keluh kesah. Temanya udah mirip sinetron mendayu-dayu sampai bikin air mata keluar. Sakit dari mulai bisul, cantengan, jerawat, sampai ayan di update di status.
Cuaca juga gak ketinggalan. Dikasih hujan, ngeluh gak bisa kemana- mana. Dikasih panas ngeluh kepanasan. Segala maksiat juga disebarin di muka umum.
Masalah duit abis, rezeki seret terus dan terus di suguhkan. badah juga ada beberapa yang dipublikasikan puasa, sedekah, tapi alhamdulillah ane belum menemukan ada orang yang lagi sholat update status ‘lagi roka’at dua nih’ naudzubillah kalo sampai ada!” canda Ilmi. Ahmad dan Ranid pun tertawa dan mengaminkan ucapan Ilmi.
“Terus di ayat setelahnya dikatakan ‘apabila dapat kebaikan maka ia kikir.’ Ane rasa
betul ayat tersebut. Coba ente berdua hitung ada beberapa orang yang update status semisal alhamdulillah dapet rezeki, buat yang mau ditraktir harap tunggu di depan masjid. Kira-kira ada gak status kayak gitu. Giliran dapat rezeki yang melimpah pada pelit gak mau orang lain pada tau, tapi giliran ditimpa musibah di share kemana-mana.

1320875172333049723
“Ah, lo iri aja kali jangan sok jaim deh?!” Kali ini Ahmad yang bertanya kepada Ilmi.
Ilmi pun menjawab “ane rasa jaim itu perlu, dalam konteks JAIM, Jaga- Iman berkaitan dengan hal malu, ane tidak mengharamkan update status, akan tetapi alangkah baiknya update-nya itu yang baik-baik pokoknya temanya mengajak kebaikan dari quran, hadits, sahabat, ataupun salafush sholih.
Inget akh dalam hadits riwayat Bukhori dikatakan Jika kamu tidak malu, maka
berbuatlah sesukamu. Ulama bilang bahwa jika kita udah gak malu sama Allah dan tidak merasa diawasinya maka tunaikan saja hawa nafsumu dan lakukan apa yang kau inginkan.” Jawab Ilmi.

Ranid tak menyangka sahabatnya Ilmi dapat menarik dan mengaitkan surat Al-Ma’arij ayat 20-22 dengan fenomena Facebookers yang bergentayangan di dunia maya.
Alhamdulillah bertambah satu lagi pengetahuan Ranid pada hari itu. Sungguh Ranid sejatinya sudah sering membaca atau bahkan menghafalkan surat ini. Namun dikarenakan kurang men-tadabbur-i ayat ini maka alangkah kagetnya ia mendengarkan penjelasan yang dipaparkan oleh sahabatnya Ilmi.
Memang Sekarang Ini lebih lama bermain facebook daripada membaca Al Quran

Fenomena Masyarakat Digital

vSekalipun di Indonesia belum ada data hasil penelitian seperti di Amerika Serikat mengenai fenomena perjodohan melalui internet, namun psikolog dari lembaga konsultasi Kasandra dan Associated, Widiawati Bayu berpendapat bahwa fenomena serupa juga terjadi di Indonesia.

Sebagai seorang psikolog, Widiawati sering berhadapan dengan klien atau sahabat yang bercerita mengenai perjodohan di Internet, sebagian cerita ini berupa cerita gembira, sebagian lagi berupa kisah menyedihkan.

Ketika jejaring sosial masih dikuasai oleh Myspace, telah banyak yang menggunakan situs tersebut untuk tujuan mencari jodoh. Si wanita misalnya tinggal di Indonesia sementara yang laki-laki di luar negeri. Sekalipun kedua belah pihak belum pernah bertemu muka, hubungan jarak jauh ini berjalan mulus. Beruntung bila kebetulan keduanya sudah sama-sama dewasa, berkepribadian stabil, sama-sama tahu tentang tujuan hidup dan pernikahan. Seringkali Si Pria bahkan bersedia datang ke Indonesia, setelah kopi darat itu, mereka kemudian jadian, menikah dan diantara mereka ada yang sudah memiliki anak.

Kisah ini terjadi jauh sebelum Facebook populer di Indonesia. Sekarang, setelah internet bisa diakses melalui ponsel seharga Rp 300.000, setiap orang bisa punya akun di Internet dan menyatakan dirinya Single,Interested In Women/Men.

Di masa kini, internet adalah media interaksi yang dominan. Maka wajar jika banyak interaksi dunia nyata yang berpindah tempat ke dunia maya. Teknologi bukan hanya mengubah cara manusia membeli barang, tapi juga mengubah cara manusia mncari jodoh.

Internet merupakan media interaksi masa kini dan masa depan, jika teknologi ini berada di tangan orang dewasa dan berperilaku baik, maka media ini jelas akan memberikan manfaat yang sangat besar. Namun, jika para penggunanya adalah remaja-remaja yang emosinya masih labil, maka media sosial ini akan sangat berbahaya. Ini dapat kita lihat dari banyaknya berita tentang remaja yang menjadi korban kejahatan setelah punya janji bertemu dengan seseorang yang ia kenal di facebook.

Menurut Widiawati, para korban ini umumnya perempuan, yang usianya masih sangat belia, para pelajar SMA atau mahasiswi, yang secara emosional belum matang, dan punya masalah sosialisasi. Kebanyakan dari mereka mengalami hambatan komunikasi dengan orang tua, berkepribadian cenderung tertutup, tidak mudah berbagi cerita dengan orang lain.

Karena merasa tertekan dengan status jomblo di dunia nyata, mereka kemudian mencari pacar di dunia maya. Mereka tidak begitu sadar bahwa di dunia maya ini, para "predator" bertebaran di mana-mana dengan berbagai kamuflase. Karena masih belum dewasa, mereka belum bisa memaknai status pertemanan di Facebook dan dengan mudah dikibuli oleh orang yang baru mereka kenal.

Dalam kehidupan nyata kita nyaris tidak bisa membedakan penampilan orang-orang yang rentan di dunia maya ini. Widiawati menuturkan, ia pernah menangani klien remaja putri yang katanya jika kita melihat penampilannya, kita tidak akan menduga dia bisa sampai melakukan hubungan seks siber. Yang mengeksploitasi remaja ini adalah "pacarnya", seorang pria dewasa yang usianya jauh lebih tua darinya.

Di sinilah fungsi penting orang tua sebagai teman bagi anaknya. Sayangnya, kata Widiawati, masih banyak orang tua yang tidak menjalankan fungsi ini. Mereka tidak tahu dan tidak mau tahu dunia facebook, Twitter, dan sejenisnya. Padahal di dunia itulah anak-anak mereka berinteraksi dan sangat mungkin bertemu

Fenomena Jejaring Sosial Sudah Tersirat Di Al-Qur’an

13 Agu
Fenomena Al-Fisbukiyyah dalam Al-Qur’an
“Ah itu mah dari aspek sejarah Mi, coba dari aspek IT sesuai sama studi ente?” Tanya Ranid seolah menantang Ilmi. “Weitss, tenang-tenang ane kan belum selesai jelasinnya, ana lanjut ya!” Jawab Ilmi. “Nah berhubung tadi ane bilang ana gak berani nyebut ini mukjizat atau nggak, maka ane akan bilang ini kehebatan Quran.” Ilmi masih melanjutkan, sementara kedua rekannya Ahmad dan Ranid masih terus diam dan menyimak kata per kata yang akan terlontar dari mulut Ilmi. “ente berdua tau gak, bahwa sejak 1400 tahun yang lalu alquran sudah menyinggung tentang Facebook dan kawan-kawannya?!” Ahmad sang Cagur (Calon Guru) tertegun diiringi dengan tertawa kecil seolah tak percaya statmen Ilmi. Lain lagi dengan Ranid yang masih berpikir dan mencari-cari bahwa apakah benar kata Facebook ada di dalam alquran. Dengan mencoba mentashrif pola-pola fi’il.
Ilmi meneruskan kembali pemaparannya “Ahmad, coba ente berdua buka surat Al-Ma’arij ayat 19-21
“‘Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan dia jadi kikir.’
Ayat ini menjelaskan fenomena jama’ah “Al-Fisbukiyyah” secara umum. Coba ente-ente liat wirid-wirid mereka.
Kebanyakan isinya keluh kesah. Temanya udah mirip sinetron mendayu-dayu sampai bikin air mata keluar. Sakit dari mulai bisul, cantengan, jerawat, sampai ayan di update di status. Cuaca juga gak ketinggalan. Dikasih hujan, ngeluh gak bisa kemana-mana. Dikasih panas ngeluh kepanasan. Segala maksiat juga disebarin di muka umum. Masalah duit abis, rezeki seret terus dan terus di suguhkan. Ibadah juga ada beberapa yang dipublikasikan puasa, sedekah, tapi alhamdulillah ane belum menemukan ada orang yang lagi sholat update status ‘lagi roka’at dua nih’ naudzubillah kalo sampai ada!” canda Ilmi.
Ahmad dan Ranid pun tertawa dan mengaminkan ucapan Ilmi. “Terus di ayat setelahnya dikatakan ‘apabila dapat kebaikan maka ia kikir.’ Ane rasa betul ayat tersebut. Coba ente berdua hitung ada beberapa orang yang update status semisal alhamdulillah dapet rezeki, buat yang mau ditraktir harap tunggu di depan masjid. Kira-kira ada gak status kayak gitu. Giliran dapat rezeki yang melimpah pada pelit gak mau orang lain pada tau, tapi giliran ditimpa musibah di share kemana-mana.”
“Ah, lo iri aja kali jangan sok jaim deh?!” Kali ini Ahmad yang bertanya kepada Ilmi. Ilmi pun menjawab “ane rasa jaim itu perlu, dalam konteks JAIM, Jaga-Iman berkaitan dengan hal malu, ane tidak mengharamkan update status, akan tetapi alangkah baiknya update-nya itu yang baik-baik pokoknya temanya mengajak kebaikan dari quran, hadits, sahabat, ataupun salafush sholih. Inget akh dalam hadits riwayat Bukhori dikatakan Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu. Ulama bilang bahwa jika kita udah gak malu sama Allah dan tidak merasa diawasinya maka tunaikan saja hawa nafsumu dan lakukan apa yang kau inginkan.” Jawab Ilmi.
Ranid tak menyangka sahabatnya Ilmi dapat menarik dan mengaitkan surat Al-Ma’arij ayat 20-22 dengan fenomena Facebookers yang bergentayangan di dunia maya. Alhamdulillah bertambah satu lagi pengetahuan Ranid pada hari itu. Sungguh Ranid sejatinya sudah sering membaca atau bahkan menghafalkan surat ini. Namun dikarenakan kurang men-tadabbur-i ayat ini maka alangkah kagetnya ia mendengarkan penjelasan yang dipaparkan oleh sahabatnya Ilmi.
Diskusi kali ini pun berkahir seiring dikumandangkannya adzan maghrib sebagai pertanda masuknya waktu sholat maghrib.
Subhanallah….Wallahu’alam Bisshowab…
Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya

Fenomena “Sexting”

Beberapa waktu lalu seorang anggota DPR di Amerika Serikat mengundurkan diri karena ketahuan mengirimkan foto telanjang dadanya kepada seorang perempuan yang sedang mencari jodoh di situs pertemanan. Sang anggota DPR masuk ke situs itu dan menyaru sebagai bujang dan kemudian berani mengirimkan foto-foto telanjang dadanya. Karena sang wanita cerdas, ia mampu mengidentifikasi bahwa ini tokoh terkenal akhirnya membuka skandal ini ke publik. Akhirnya berakhir tragis tentunya karena sang anggota DPR mengundurkan diri akibat ulah isengnya.
Jika tadinya dilansir hanya remaja yang suka melakukan hal ini dalam konteks pencarian identitasnya, maka saat ini perilaku ini sudah menyebar ke semua lapisan usia dan termasuk tokoh-tokoh terhormat, selebriti, dan olahragawan dunia. Ini fenomena yang mendunia, termasuk di Indonesia. Banyak pemimpin, selebritis diam-diam mengirimkan foto, video, dan kata-kata vulgarnya ke dunia maya dan banyak yang akhirnya meledak ke publik.
Keranjingan mengirim foto “aneh”, telanjang keseluruhan, atau gambar porno lainnya, termasuk teks rayuan, kata-kata porno atau menyerempet ke arah porno disebut dengan sexting. Istilah ini masuk dalam entri bahasa Inggris di tahun 2005 dari kata sex dan chatting yang kemudian disingkat menjadi sexting. Bagaimana menerjemahkannya ya ke bahasa Indonesia? (mohon bantuan ahli bahasa). Fenomena ini muncul karena kemajuan teknologi handphone, blackberry, internet, dan media jejaring sosial lainnya seperti facebook, twitter, dan lainnya. Teknologi membawa kepada suatu kebiasaan baru yaitu mengirim kata dan gambar seronok ke temannya via media ini. Hasilnya terjadi penyebaran yang tidak bisa lagi dikendalikan. Banyak kasus di Barat ditemukan di kalangan remaja, di mana tadinya dia hanya mengirim foto telanjang ke pacarnya dan terkaget-kaget ketika pacarnya menyebarkan via media tadi. Sesuatu yang telah terkirim pasti tidak bisa ditarik kembali. Ini sudah “kutukan” teknologi canggih ini.
Ada beberapa alasan orang melakukan hal ini. Ada yang sekadar pamer, atau bahasa gaulnya “narsis” mungkin dengan perasaan semua orang melakukannya dan itu dianggap biasa saja. Ada juga ingin merayu seseorang dengan bentuk tubuh yang atletis atau aduhai. Misalnya, ada pesepakbola Inggris seperti Ashley Cole pernah mengirimkan banyak sms rayuan, bahkan foto telanjang yang sangat atletis kepada cewek penggemarnya dan merayu untuk mengajaknya tidur. Ada juga yang melakukan hal itu untuk membuktikan “cintanya” atau komitmen dalam hubungannya. Sang pacar merayunya untuk mengirim foto-foto telanjangnya demi “keabadian” cinta mereka. Jadi, mereka saling mengirim foto telanjang atau juga kata-kata yang vulgar. Masalahnya adalah bila hubungan itu sudah berakhir atau ada orang yang mau mendapatkan keuntungan di dalamnya, maka foto mulai disebarkan. Atau ketika HP tersebut dijual dan ada yang iseng memeriksa dengan menggunakan “recovery program”, sehingga yang sudah terhapus bisa dibuka kembali. Ini akan mengagetkan pelaku. Begitu tersebar tidak ada lagi yang bisa mengendalikannya.
Saya merasa sexting lebih banyak bahayanya daripada kesenangannya. Mengapa? Seperti yang saya katakan, sekali kita mengirim gambar maka kita tidak bisa lagi mengendalikannya. Tidak ada cara untuk menariknya kembali. Yang terjadi akan terjadi penyebaran yang tidak pernah diduga di mana seluruh jagat bisa mengunduhnya dan terjadi estafet penyebaran karena orang membagikannya kepada siapapun. Penyebarannya bukan hanya lewat internet, tapi juga HP dan media sosial lainnya. Contoh kasus video Ariel dimana semua bisa mendapatkan penyebarannya sampai ke pelosok-pelosok desa yang mungkin beberapa tahun lalu tidak akan pernah mendapatkannya secara instan seperti sekarang.
Bahaya lain, tentu adalah bahaya hukum yang menunggu karena tentu ikut menyebarkan benda pornografi bisa mendapat tuntutan hukum, apalagi foto-foto itu foto di bawah umur, sehingga bisa dituntut dalam kasus “child pornography” yang sangat diharamkan di banyak negara. Tuntutan hukum ini juga ada di Indonesia walaupun banyak yang belum mengetahuinya dan merasa aman mengirimkan sexting ke temannya tanpa merasa ada akibat hukum yang menanti.
Akibat psikologis seperti malu dan sesal tentu adalah efek dari penyebaran ini. Rasanya kerugian yang satu ini sangat berat untuk dipikul sebagai orang Timur apalagi kalau sudah berumah tangga seperti kasus Cut Tari. Syukur sekali dia bisa memulihkan diri dan suaminya dapat mengampuni. Tak terbayangkan efek dari perbuatannya, rasa malu yang tiada taranya bagi diri dan keluarga besarnya.
Kampanye Anti Sexting
Sudah waktunya di Indonesia ada kampanye kesadaran akan bahaya sexting ini yang pasti dimulai dari kesenangan dan iseng belaka. Pertama, perlu ada penghargaan terhadap diri bahwa tubuh ini sangat berharga dan ketelanjangan serta perbuatan seks tidak untuk konsumsi umum. Saya pernah melihat di TV ada kampanye di Indonesia tentang jangan telanjang di depan kamera. Ini patut terus digalakkan. Saya merasa salut untuk orang yang memulai kampanye ini. Sayang kalau gaungnya tidak ada lagi.
Kedua, ikut berpartisipasi menghentikan penyebaran sexting. Kita bisa menghapusnya, memberi tahu kepada pengirim sebelumnya agar jangan mengirim hal seperti ini dan tidak terlibat sama sekali dalam penyebaran. Kalau perlu memberitahukan pihak berwewenang atas masalah ini. Di Amerika, wajib hukumnya memberitahu ke pihak berwewenang bila kita mengetahui suatu kejahatan. Saya rasa baik mencontoh hal ini. Adanya kesadaran akan tuntutan hukum akan mengurangi niat orang dalam menyebarkannya. Kita bukan menjadi sok suci, tetapi kalau membayangkan diri kita yang menjadi korban, tentu betapa sakitnya hati dan rasa malu dari kita sebagai pihak korban dan keluarga besarnya. Alangkah mulia bila kita berpartisipasi menghentikannya walaupun mungkin kita tidak mengenal orang yang di gambar atau video vulgar itu.
Ketiga, keteladanan orang tua memegang peran yang penting dan ortu sendiri mampu menahan diri agar tidak terlibat dalam sexting ini. Orang tua patut mendiskusikan ini secara terbuka bersama keluarganya. Banyak anak yang merasa tidak masalah terlibat sexting karena orang tua juga menikmati hal-hal ini. Anak yang sempat memeriksa dan mengutak-atik HP orang tuanya tentu akan merasa tidak bersalah kalau melakukan hal yang sama atas apa yang telah dilakukan orang tuanya. Lagian, banyak orang tua sudah ikut-ikutan sexting. Nah, kalau begini bagaimana?

fenomena global

Semakin banyak binatang yang ditemukan mati saat kematian misterius burung dan ikan secara massal telah berubah menjadi fenomena global.

Dua kejadian terpisah paling akhir adalah kematian ribuan ikan di sebuah sungai di Florida dan 200 unggas di Texas, Amerika Serikat. Ribuan ikan ditemukan mati membusuk dan mengambang di Spruce Creek, Florida, setelah periode cuaca dingin. Ikan belanak, ladyfish dan catfish (sejenis lele) berserakan di tikungan di sepanjang sungai.

Selain itu, 200 unggas juga ditemukan mati di sebuah jembatan di jalan raya yang melintasi Danau O 'Pines di Big Cypress Creek, Texas. Para ahli percaya, burung-burung itu telah ditabrak kendaraan yang melintas atau tampaknya berusaha untuk bertengger di atas jembatan.

Sementara itu, dari Swedia dilaporkan, para ahli telah melakukan tes terhadap sekitar 50 burung gagak yang ditemukan mati di sebuah jalan di Falkoping, Swedia, yang tampaknya mengalami nasib yang sama seperti ribuan sepupu mereka yang jatuh dari langit dalam insiden terpisah di Amerika Serikat. Para ahli Swedia mengatakan, kejutan akibat kembang api yang ditembakkan di kota terdekat, di tenggara negara itu, dan kesulitan mencari makanan mungkin telah menyebabkan kematian burung-burung gagak itu.

Para ilmuwan juga telah dibuat bingung oleh sedikitnya 100 ton sarden, croaker dan catfish yang mati di sepanjang pantai Brasil, dekat Paranagua. Ribuan nelayan Brasil kini berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka setelah penjualan makanan laut dihentikan sementara saat jutaan ikan itu ditemukan mati di Paranagua, Antonina dan Guaraqueçaba Pontal do Paraná.

Para ahli telah berspekulasi bahwa cuaca dingin atau kebocoran bahan kimia mungkin saja berada di balik kematian itu. Edmir Manoel Ferreira, Presiden Federasi Nelayan dari Parana, mengatakan, kematian ikan itu telah ditemukan sejak Kamis pekan lalu. "Pada hari Kamis kami mulai menemukan banyak ikan mati. Satu komunitas harus mengubur 15 ton ikan. Kami mengalami situasi yang sangat menyedihkan di pantai itu." Contoh ikan-ikan yang mati itu telah dikirim ke Pusat Studi Kelautan di Universidade Federal do Parana.

Sementara dari Selandia Baru, ada laporan, Kamis, bahwa telah terjadi lebih banyak kematian ikan, dan di Inggris, bangkai 40.000 ekor kepiting setan (devil crabs) berserakan di pantai Kent. Cuaca dingin di Inggris juga telah disalahkan sebagai sebab kematian 40.000 kepiting Velvet - juga dikenal sebagai kepetigin 'setan', yang ditemukan mengotori pantai di Thanet. Tahun lalu, Badan Lingkungan Hidup melakukan sebuah penyelidikan atas sejumlah kasus kematian yang tidak dapat dijelaskan di tengah kekhawatiran bahwa virus misterius mungkin sebagai penyebab. Namun kemudian disimpulkan, kematian kepiting itu terkait dengan cuaca dingin.

Di Kentucky, Gilbertsville, ratusan burung jalak dan robin ditemukan mati, dan sekitar dua juta ekor ikan mati terdampar di Chesapeake Bay, Maryland. Ikan-ikan itu merupakan kelompok terbaru dalam serangkaian kejadian kematian binatang yang dikatakan sebabkan oleh kembang api dalam perayaan Tahun Baru, badai, cuaca dingin, parasit, bahkan keracunan. Di internet bahkan berkembang teori konspirasi bahwa eksperimen rahasia pemerintah berada di balik fenomena kematian itu, atau hal itu telah menjadi tanda Armageddon menjelang berakhir kalender Maya tahun depan. Tes sedang dilakukan pada hewan-hewan yang mati itu tetapi hasilnya belum diperoleh. Demikian catatan online
SEO Support tentang fenomena global
                Kesimpulan dari fakta yang membuktikan bahwa fenomena memberikan dampak negatif adalah beberaopa obyekan dan opini seseorang tentang kepopularitasan seseorang dan tercantum opada ayat alquran dan beberapa fakta yang membuktikan bahwa fenomena dunia maya buruk itu adalah fakta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar